Exonera Slide 1
Welcome to Exonera.blogspot.com ! Exact One New Era (Era Baru IPA 1). Kembangkan Pengetahuan Exact-mu di sini.
Exonera Slide 2
Welcome to Exonera.blogspot.com ! Exact One New Era (Era Baru IPA 1). Kembangkan Pengetahuan Exact-mu di sini.
Exonera Slide 3
Welcome to Exonera.blogspot.com ! Exact One New Era (Era Baru IPA 1). Kembangkan Pengetahuan Exact-mu di sini.
Exonera Slide 4
Welcome to Exonera.blogspot.com ! Exact One New Era (Era Baru IPA 1). Kembangkan Pengetahuan Exact-mu di sini.
Exonera Slide 5
Welcome to Exonera.blogspot.com ! Exact One New Era (Era Baru IPA 1). Kembangkan Pengetahuan Exact-mu di sini.
Exonera Slide 6
Welcome to Exonera.blogspot.com ! Exact One New Era (Era Baru IPA 1). Kembangkan Pengetahuan Exact-mu di sini.
Exonera Slide 7
Welcome to Exonera.blogspot.com ! Exact One New Era (Era Baru IPA 1). Kembangkan Pengetahuan Exact-mu di sini.
Jumat, 30 Agustus 2013
Jumat, 05 April 2013
Fluida Statis
Sumber : Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis.
TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan hidrostatis ( Ph) adalah tekanan yang dilakukan zat cair pada bidang dasar tempatnya.
PARADOKS HIDROSTATIS
Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak tergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h ) dan massa jenis zat cair ( r )
dalam bejana.
Ph = r g h Pt = Po + Ph F = P h A = r g V | r = massa jenis zat cair h = tinggi zat cair dari permukaan g = percepatan gravitasi Pt = tekanan total Po = tekanan udara luar |
HUKUM PASCAL
Tekanan yang dilakukan pada zat cair akan diteruskan ke semua arah sama.
P1 = P2 ® F1/A1 = F2/A2
HUKUM ARCHIMEDES
Benda di dalam zat cair akan mengalami pengurangan berat sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
Tiga keadaan benda di dalam zat cair:
a. tenggelam: W>Fa Þ rb > rz b. melayang: W = Fa Þ rb = rz c. terapung: W=Fa Þ rb.V=rz.V' ;rb<rz |
Fa = gaya ke atas = rz . V' . g
rb = massa jenis benda
rz = massa jenis fluida
V = volume benda
V' = volume benda yang berada dalam fluida
Akibat adanya gaya ke atas ( Fa ), berat benda di dalam zat cair (Wz) akan berkurang menjadi:
Wz = W - Fa
Wz = berat benda di dalam zat cair
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan ( g) adalah besar gaya ( F ) yang dialami pada permukaan zat cair persatuan panjang(l)
g = F / 2l
KAPILARITAS
Kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat cair ( y ) dalam tabung kapiler yang dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah adhesi dan kohesi.
y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)g = tegangan permukaan (N/m)
q = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)
Kesetimbangan
Benda dikatakan mencapai kesetimbangan jika benda tersebut dalam keadaan diam/statis atau dalam keadaan bergerak beraturan/dinamis.
Ditinjau dari keadaannya, kesetimbangan terbagi dua, yaitu:
| |||||||||||||||||||||||||
Rotasi Benda Tegar
Dalam penyelesaian seal rotasi benda tegar perlu diperhatikan dua hal yaitu:
- GAYA sebagai penyebab dari perubahan gerak translasi (åF = m.a)
- MOMEN GAYA atau MOMEN KOPEL sebagai penyebab dari perubahan gerak rotasi (å t = I . a)
MOMEN GAYA ( t ) adalah gaya kali jarak/lengan. Arah gaya dan arah jarak harus tegak lurus.
Untuk benda panjang:
| Untuk benda berjari jari:
|
F = gaya penyebab benda berotasi
R = jari-jari I = lengan gaya terhadap sumbu I = m . R2 = momen inersia benda a = percepatan sudut / angular |
tA = Fy . l = F . sin q . l
Gbr. Momen Gaya
|
MOMEN INERSIA BEBERAPA BENDA
No.
|
Gambar
|
Nama
|
Momen Inertia
|
1.
| Batang silinder, poros melalui pusat |
I = M.l2/12
| |
2.
| Batang silinder, poros melalui ujung |
I = M.l2/3
| |
3.
| Pelat segi empat, poros melalui pusat |
I = M.(a2 + b2)/2
| |
4.
| Pelat segi empat tipis, poros sepanjang tepi |
I = M.a/3
| |
5.
| Silinder berongga |
I = M (R12 + R22)/2
| |
6.
| Silinder pejal |
I = M.R2/2
| |
7.
| Silinder tipis berongga |
I = M.R2
| |
8.
| Bola pejal |
I = 2 M.R2/5
| |
9.
| Bola tipis berongga |
I = 2 M.R2/3
|
HUBUNGAN GERAK TRANSLASI DENGAN GERAK ROTASI
Gerakan Rotasi
|
Gerak Rotasi
|
Hubungannya
| ||
Pergeseran Linier |
S
| Pergeseran Sudut |
q
|
S = q . R
|
Kecepatan Linier |
v = ds/dt
| Kecepatan Sudut |
w = dq/dt
|
v = w . R
|
Percepatan Linier |
a = dv/dt
| Percepatan Sudut |
a = dw/dt
|
a = a . R
|
Gaya |
F = m.a
| Momen Gaya (Torsi) |
t = I a
|
t = F . R
|
Energi Kinetik |
Ek = ½ m v2
| Energi Kinetik |
Ek = ½ I w2
|
-
|
Daya |
P = F.v
| Daya |
P = t w
|
-
|
Momentum Linier |
P = m.v
| Momentum Sudut |
L = P R
|
L = P R
|
Usaha |
W = F.s
| Usaha |
W = t q
|
-
|
Pusat Massa Dan Titik Berat
STATIKA adalah ilmu kesetimbangan yang menyelidiki syarat-syarat gaya yang bekerja pada sebuah benda/titik materi agar benda/titik materi tersebut setimbang.
PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.
1. PUSAT MASSA
Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing M1, M2,....... , Mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:
|
|
Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing W1, W2, ........., Wi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah:
|
|
- Terletak pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur.
- Terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang.
- Bisa terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas dan bentuknya.
Gambar
|
Nama
| Letak Titik Berat |
Keterangan
|
Garis lurus | yo = 1/2 AB | z = di tengah-tengah AB | |
Busur lingkaran | yo = AB/AB . R | AB = tali busur AB = busur AB R = jari-jari lingkaran | |
Busur setengah lingkaran | yo = 2.R/p | R = jari-jari lingkaran | |
Juring lingkaran | yo = AB/AB.2/3.R | AB = tali busur AB = busur AB R = jari-jari lingkaran | |
Setengah lingkaran | yo = 4.R/3 p | R = jari-jari lingkaran | |
Selimut setengah bola | yo = 1/2 R | R = jari-jari lingkaran | |
Selimut limas | yo = 1/3 t | t = tinggi limas | |
Selimut kerucut | yo = 1/3 t | t = tinggi kerucut | |
Setengah bola | yo = 3/8 R | R = jari-jari bola | |
Limas | yo = 1/4 t | t = tinggi limas | |
Kerucut | yo = 1/4 t | t = tinggi kerucut |
Dalam menyelesaikan persoalan titik berat benda, terlebih dahulu bendanya dibagi-bagi sesuai dengan bentuk benda khusus yang sudah diketahui letak titik beratnya, kemudian baru diselesaikan dengan rumusan yang ada.
Contoh:
Dua silinder homogen disusun seporos dengan panjang dan massanya masing-masing: l1 = 5 cm ; m1 = 6 kg ; l2 = 10 cm ; m2 = 4 kg.
Tentukan letak titik berat sistem silinder tersebut !
Jawab:
Kita ambil ujung kiri sebagai acuan, maka:
x1 = 0.5 . l1 = 2.5 cm x2 = l2 + 0.5 . l1 = 5 + 5 = 10 cm X = (å mi . xi)/(mi) X = (m1.x1) + (m1.x1)/(m1 + m2) X = (6 . 2.5 + 4 . 10)/(6 + 4) X = (15 + 40)/(10) = 5.5 cm Jadi titik beratnya terletak 5.5 cm di kanan ujung m1 |
Selasa, 02 April 2013
Hukum Hooke
s = E e
E = F/A : DL/L = F L/A DL
s = tegangan = beban persatuan luas = F/A
e = regangan = pertambahan panjang/panjang mula-mula = DL/L
E = modulus elastisitas = modulus Young
L = panjang mula-mula
c = konstanta gaya
DL = pertambahan panjang
Contoh:
1. Sebuah kawat baja (E = 2 x 1011 N/m2). Panjang 125 cm dan diameternya 0.5 cm mengalami gaya tarik 1 N.Tentukan:
a. tegangan.
b. regangan.
c. pertambahan panjang kawat.
Jawab:
a. Tegangan = F/A ; F = 1 N.
A = p r2 = 3.14 (1/4 . 10-2)2A = 1/(3.14 . 1/16 . 10-4) = 16 . 10-4/3.14 = 5.09 . 104 N/M2
b. Regangan = e = DL/L = (F/A)/E
= 5.09. 104/2.1011 = 2.55.10-7c. Pertambahan panjang kawat: DL = e . L = 2.55 . 10-7 . 125 = 3.2 . 10-5 cm